Saturday, May 29, 2010

(Lagi-lagi ke) Batu Layar



Setelah Desaru selesai, tanggung dah sampai daerah pantai, kami kemudian meluncur ke arah selatan sekira 10 km menuju Pantai Batu Layar. Disitu terdapat batu semacam layar kapal berlapis-lapis.

Batu Layar. Tempat inilah tahun 2008 kami kemah 1 malam di tenda, malam kedua (bonus) tidur beralas tikar dan beratap langit, karena sewa bumi kemah cuma 1 malam, tenda dan semua perlengkapan sudah dikemas. Sayangnya sore mau pulang mobil mogok gakmau jalan, takada bengkel, tidurlah seadanya, alhamd gak hujan.

HP istri yang dual SIM, bisa dapat sinyal TELKOMSEL indonesia (seberang pulau kayaknya Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia), akhirnya kita nelpon Indonesia sepuasnya dengan tarif murah sesama simpati.

Kami lalu balik lagi arah utara dan rehat sejenak di Tanjung Sedili, tempat kami kemah awal bulan ini.

Kemudian balik ke Skudai lewat Kota Tinggi-Kulai-Senai-Skudai, ambil jalan yang berbeda saat berangkat (Skudai-Senai-Ulu Tiram-Kota Tinggi-Bandar Penawar-Desaru)

(Lagi-lagi ke) Desaru





Libur 3 hari (Jumat-Ahad) 28-30 mei 2010, istri datang ke Johor. Penasaran hanya denger cerita dariku yang pernah kesana, dia lantas mengajak ke Desaru, padahal dah saya bilang lautnya sama saja dengan laut2 di tempat lain.

Takut macet seperti hari2 libur biasanya arah Desaru, kami berangkat pagi habis Shubuh pakai Kancil, alhamdulillah lancar lewat tol Senai-Ulu Tiram (ruas Ulu Tiram-Kota Tinggi-Desaru sedang dibuat) yang baru dan sepi, perjalanan sekira 2 jam. Alhamdulillah Kancil kesayangan kami melesat dengan indah hehe.

Sesampainya di Desaru masih agak pagi, sekira jam 8, pun demikian pengunjung sudah agak ramai. Sekira 1 jam saja kami disitu, melihat pantai dan memakan bekal yang telah disiapkan.

Monday, May 24, 2010

Defend dan review progress proposal TF

Hari ini 24 Mei 2010 Dr Azizan dari MoA datang ke UTM untuk mereview progress proposal TechnoFund kita.

Kami mesti mempresentasikan proposal lengkap kita dan (jika ada) diminta perbaiki sesuai dengan arahan beliau.

Alhamdulillah, semua lancar. Cuma terbayang masih banyak yang harus dikerjakan/perbaiki, P jef kasihan sama saya karena fokus terpecah antara technofund dan thesis, akhirnya beliau meminta kesediaan P Anton untuk datang ke Malaysia, yang penting bisa, masalah tiket dibelikan. Alhamdulillah memang sudah terbukti beliau selalu baikan, alhamdulillah ya Rabb.

Wednesday, May 19, 2010

Masih perlu kejelasan, jangan ragu tanya lagi....

Alhamdulillah, cerita baik urus tiket di kaunter

Saya membeli tiket airasia utk rombongan 7 orang melalui internet banking. Belum beruntung bagiku, rasanya baru kali ini terjadi, payment successful tapi booking NOT CONFIRMED, whelhadala. Mungkin karena koneksi yang lambat atau user yang akses sangat ramai. Ditunggu hingga esok hari, tetep tak ada tiket datang ke akaun email saya.

Akhirnya saya pergi ke kaunter Airasia di Senai Airport. Dengan pertimbangan sayang kalo harus kehilangan uang, apalagi kalo harus booking lagi yang mungkin harganya sudah naik, kalo bisa janganlah... Bermodalkan print out booking yang Not Confirmed dan bukti payment successful dan rincian rekening telah terdebet, saya jumpa dengan staf1. Malangnya nasibku, staf bilang: booking telah dinyatakan not confirm, wang tidak diterima walaupun succesful terkirim, tunggu aja nanti uang akan kembali kepada akaun anda (dah automatik, takpayah urus di bank), kalo mau tiket sila booking lagi via internet, lewat sini harganya beda (lbh mahal). Wah, macam mana nih, misi gagal.....

Termenung diriku di kursi antrian, memikirkan apa memang gak ada solusi yang lebih baik ya. Okelah, akhirnya saya ikhlaskan kalo sistem memang begitu. Tapi, ada satu yang perlu saya minta kejelasan tentang refund. Takut refund gak segera sampai, sementara di Bank di-pingpong ke Airasia lagi, padahal Airasia dah bilang gaknerima uang, akhirnya saya beranikan diri ke kaunter lagi untuk minta penjelasan lagi pasal refund, ditemui staf2.

Alhamdulillah, niatnya cuma nanya pasal refund, minta cop atau keterangan bahwa Airasia memang tidak nerima uang utk bukti urus ke bank jika diperlukan, tapi ternyata Allah berikan lebih dari itu. Ada pertolongan yang lebih besar pada diriku lewat staf tsb. Dia beberapa kali call bagian yg ngurusin payment (perkiraan saya begitu) dan setelah itu beberapa lama kemudian setelah menunggu di antrian lagi, akhirnya dinyatakan bahwa semua masalah akan diuruskan, dan yang lebih penting lagi tidak perlu booking ulang dan tiket akan dikirim email. Alhamdulillaahi Rabbil Aalamien.....

hikmah: nggak ada salahnya jika masih ragu, jangan keburu putus asa dan pergi, tanyakan lagi minta kejelasan shg clear/detail atau bahkan ada 2nd opinion utk solusi yg lebih baik.

Sunday, May 9, 2010

hikmah....... jika gakmau repot

Ini hikmah bagi kami, semoga kejadian seperti ini tak terulang.

Ceritanya, kami datang mepet/lambat ke Airport, sekira 30 menit sebelum keberangkatan, karena ada beberapa urusan penting lainnya (Hikmah1: jangan mepet2 kalo ke airport). Saat masuk, sempat diingatkan sejenak oleh petugas bandara; counter check in telah ditutup. Tapi, kami masih bersyukur dan bernapas lega bisa njelaskan dan tunjukkan, kami telah checkin online via internet (Hikmah2: web checkin sangat membantu, paling tidak gakperlu ngantri checkin di bandara).

Walau counter telah tutup, masih ada staf di ruang maskapai yang bersangkutan, kami datangi dan memastikan bahwa kami dah check in, perlu di-cop gak atau gimana? Jawab staf: gakperlu, langsung aja masuk ruang tunggu. (tentu mesti urus airport tax, bebas fiskal, imigrasi). (Hikmah3: tetep tanya petugas untuk memastikan tidak perlu kembali ke posisis awal). Hal ini membantu kami, saat melewati X-ray, petugas mempertanyakan boardingnya mana, kok kayak gini, gakada keterangan dari petugas. Juga saat mau meninggalkan ruang tunggu menuju pesawat, petugas juga mempertanyakan hal ini.

Saat bayar Airport tax takda masalah, tinggal bayar aja (mbayar mah gampang, kalo ngambil uang mah yang agak susah), walau sedikit ada keraguan mereka melihat boarding pas online yang kayak gini, mungkin mereka belum familier.

Urus bebas fiskal, selama ini dari Jogja dan lainnya, sangat mudah. Mereka hanya liat dan cek dari paspor kita, asal ada visa negara lain biasanya beres, kadang juga dilihat sudah berapa lama kita di Indonesia, mungkin untuk memastikan bahwa kita memang lama di LN. Ternyata untuk kali ini, disaat waktu yg sangat mepet, urusannya malah rada ribet. Petugas meminta fotokopi paspor (halaman depan, visa, cop kedatangan, alamat Ind, alamat LN) walah kok ribet kayak gini, protes saya. Petugas bilang: bukan ribet, tapi mesti fotokopi karena scanner kami rusak. Saya benernya masih akan protes tapi keburu waktu mepet, istri langsung ngajak lari keluar ke lantai 1 cari fotokopi. (Hikmah4: gak usah banyak protes disaat waktu mepet untuk urusan kayak ginian).

Cuma saya masih sedih: 1. apa memang harus begitu, ninggalin copy-an atau apa memang harus di-scan data-data kita, kok beda dengan airport lain. 2. misal kalo memang benar bahwa biasanya paspor penumpang mesti di-scan, kalau saat itu scanner sedang rusak, masak kerusakan yang terjadi mengalihkan tanggungjawab ke penumpang dengan menyuruh keluar untuk cari fotokopi. 3. Lagipun, ini juga yang saya gaksuka pelayanan yang kadang dengan harga semaunya, copy 10 halaman saja Rp 20.000. (Hikmah5: gakada salahnya kita punya copy halaman-halaman yang sekiranya penting).

Pas urus bebas fiskal selesai, pas ada pengumuman pesawat datang, maknanya sebentar lagi kita diminta naik peswat. Alhamdulillah, cop imigrasi lancar, X-ray ada sedikit masalah karena petugas kayaknya belum familier dengan boarding pass hasil web check ini via internet, tapi alhamdulillah dengan mepet2nya waktu dan urusan2 yang takdiguga sebelumnya, akhirnya bisa terbang juga, lega rasanya.

Saturday, May 8, 2010

Jalan2 ke Pekanbaru





Pekanbaru, 7-9 Mei 2010

Disela-sewla kesibukan belajar, sekalian untuk refreshing, saya dan istri jalan2 ke Pekanbaru, Riau. Berangkat Jum'at siang dan balik Ahad sore, penerbangan cuma 45 menit. Seperti biasa, kami dah beli tiket murah AirAsia beberapa bulan lalu, RM 70 (sekira Rp 200 ribu) sudah tiket pulang pergi untuk 2 orang.

Pernah saya sekira 6 bulan pada tahun 1999 dan 2001 saya kerja di PT CPI Duri Riau (sekira 3 jam perjalanan darat dari Pekanbaru), selama itu pula saya sering pulang kampung tiap sabtu-ahad ke rumah kakak.

So, tujuan utama kali ini adalah mengajak istri silaturahmi ke rumah mas/kakak laki2 (=abang) pertama yaitu mas Suparno yang tinggal di Kecamatana Sialang Kubang, Kab. Kampar (sekira 40km ke Pekanbaru).

Tujuan yang lain yang juga utama adalah jalan2 di kota Pekanbaru dan jalan2 di kebun kelapa sawit sebagai usahanya Mas No. Alhamdulillah usahanya berkembang pesat dan menggembirakan hasilnya.

9 tahun berlalu, banyak perubahan telah terjadi. Kota Pekanbaru semakin tertata lumayan rapi, tapi kemacetan karena banyaknya kendaraan takbisa dihindari. Juga, jalan masuk ke rumah mas No kini telah beraspal halus, alhamdulillah.

Sunday, May 2, 2010

Desaru dan Sedili, camping ah...






1-2 Mei 2010 Camping di Sedili dan jalan2 di Pantai Desaru

Jepretan gaya anak-anak muda hehehe....