Friday, April 1, 2011

blog lanjutan

blog lanjutan sila kunjungi di www.paksunar.blogspot.com

Saturday, March 26, 2011

Wisuda S3






The 46th UTM Convocation 26-27 March 2011.

Lengkap sudah rangkaian perjalanan studi S3.
Ditemeni para pendoa yang setia menyertai;
istri, ibu bapak adik sekeluarga,
pak anton temen seperjuangan & keluarga,
Prof Jafri supervisor kami berdua.

Pak Tole dengan penuh kebaikannya,
Pak Imam MIS dengan jepretan profesional,

terimakasih semuanya

Monday, February 7, 2011

Istirahatkan dulu hoby jalan-jalan

Alhamdulillah, selama 3.5 tahun terakhir selama study S3 di Malaysia, sudah banyak keinginan agenda dan rencana jalan-jalan terlaksana, hoby jalan-jalan, tafakur alam mengenal sebagaian muka bumi ciptaan Allah.

Januari 2011 telah ke Sumbar (Padang dan Bukit Tinggi) adalah propinsi terakhir dalam menyelesaikan jalan2 di 4 propinsi di bagian utara Sumatera (Aceh, Sumut, Riau, Sumbar), ya hanya 4 propinsi ini yang ada penerbangan murah AirAsia dari Kuala Lumpur (setiap terbang biasanya RM 50 = Rp 150,000 utk berdua, sudah pp).

Pebruari 2011 sekarang pula telah menyelesaikan negeri Perlis, negeri terakhir dalam rangka jalan2 menjelajahi seluruh 14 negara bagian di Malaysia, termasuk Sabah dan Serawak. Brunei sudah, Singapore dah takterhitung, Thailand dengan 3 border utama di Kelantan, Kedah, dan Perlis sudah, September-Oktober 2010 sudah sampai pula ke Eropa (Belanda, Belgia, Prancis, Jerman).

Untuk sementara istirahat dulu dari jalan-jalan, lagipula camera digital andalan lensanya kadang2 ngambek nggak mau fokus, saatnya serius belajar/bekerja, kumpulkan bekal untuk masa depan. Tahun 2011 hanya punya tiket tersisa setiap bulan pulkam Jogja, Myanmar dan Kamboja.

Sunday, February 6, 2011

Pengalaman pertama nyetir mobil ke KLIA

Hari ini ngantar adik ke KLIA airport yang akan pulang Indonesia, sekalian singgah ke Putrajaya. Alhamdulillah dari Kampung Baru KL ke Putrajaya lancar. Pusing2 dan foto2 di Putrajaya lancar.

Masalah terjadi ketika dari Putrajaya ke KLIA, muter berkali-kali. Ikuti signboard KLIA, awalnya ada dan diikuti, tahu-tahu setelah jalan jauh sekian lama signboard ke KLIA takda lagi. Muter jauh, takda pilihan, malah ikut ke KLCC (petronas, lho piye tho), pokoknya muter2 aja alhamdulillah ahirnya ketemu signboard KLIA lagi dan kembali ke jalan yang benar hehe.

Alhamdulillah kami spare waktu banyak, sudah check in online di internet, jadi gak begitu risau terlambat. Alhamdulillah di airport drop bagasi dan imigrasi beres. Parkir alhamdulillah juga mudah di lantai bawah, sistem coin ticket, self payment, 1jam50menit RM6.50.

Pulangnya (mungkin karena gakperlu mampir) alhamdulillah lancar, 60km selama 45 menit sampai rumah. Bayar Tol one way 3x total RM8.60; Tol KLIA RM4.30, tol Putrajaya RM2.50, tol Salak Selatan RM1.50 langsung masuk Jalan Tun Razak belakang rumah.

Friday, February 4, 2011

Hat Yai, Songkhla Thailand

Setelah melihat sikon perjalanan dan sesampainya di Hat Yai, kami tidak ingin berlama-lama, sesiang aja sudah cukup (adik bingung dengan tulisan dan bahasa, makanan). Pagi jam 10an kami turun dari kereta api, kami langsung cari tiket balik untuk sore nanti, sayang sudah habis. Banyak yang nawarin tiket bus ke KL, tapi kami sepakat jalan-jalan aja, liat pemandangan, belanja, makan, sambil cari tiket bus.

Keinginan belanja alhamdulillah sedemikian mudah tersalurkan karena stasiun ada dalam kota. Sambil jalan sambil beli baju, kaos, kain, gantungan kunci, dll cindera mata lainnya. Setelah makan di KFC di ground Hotel Ayodha, seberang jalan dapat kaunter penjualan tiket bus Konsortium ke KL (Baht 2080 = RM53, perjalanan sekira 9jam), kita beli pakai RM saja. Tiket malam dah habis, adanya siang itu juga jam 13.30 (hanya tersisa 1.5 jam lagi), takpelah kita ambil.

Adik yang dah capek dah cukup belanja dan jalan2nya, pengin istirahat aja di kaunter nunggu jadwal bus berangkat. Saya dan istri yang masih merasa perlu, jalan2 lagi cari oleh2 baju untuk ponakan. Tak sempat pula meng-eksplor lebih jauh jalan2 di Hat yai yang padat dengan naik TukTuk (angkot, duduk di belakang).

Yang penting sudah sampai Hat Yai, besok2 kalo pengin menikmati jalan darat ke Sungai Kolok, Phuket, Krabi, Bangkok, dll bisa ke Hat Yai dulu lalu sambung bus atau train.

Kami taksempat nukar uang lagi utk belanja, cukup dengan uang yang kami tukar di KL Sentral saat mau berangkat (perlu 2,000 Baht dengan 2x RM103, 1 Ringgit sekira 10 Baht). Juga sudah tukar di kereta api saat meninggalkan Padang Besar menuju Hat Yai (perlu 2,000 Baht dengan 2 x RM101.5).

Pulangnya alhamdulillah naik bus lancar karena toll semua, dengan 3x berhenti rehat. Plus cop imigrasi di border Dannok, Sadao yang berbatasan dengan Bukit Kayu Hitam Kedah (tahun 2008 pernah lewat sini dengan keluarga pak Anton) yang sangat ramai orang yang keluar masuk. Sampai KL jam 01.30 malam.

Perlis, akhirnya sampai juga negeri terakhir di Malaysia

Alhamdulillahi rabbil ’aalamien.... akhirnya kesampaian juga untuk menuntaskan jalan-jalan di semua negeri di Malaysia. Lebih dari setahun lalu (takperlu waktu 3 tahun) semua negeri di Malaysia (14 negeri atau negara bagian, termasuk Sabah dan Sarawak di Kalimantan) sudah kami kunjungi, tinggal 1 negeri tersisa, yaitu Perlis di ujung utara Malaysia.

Sudah 2x merencanakan, 2x pula belum terlaksana. Sudah 3x ke Kedah yang sudah berdekatan, takcukup waktu juga ke Perlis. Sudah beli tiket pesawat, takjadi juga berangkat. Alhamdulillah sekarang kesampaian walaupun hanya naik kereta api dan singgah sebentar di stasiun kereta api Padang Besar, berbatasan dengan propinsi Songkhla, Thailand.

Thursday, February 3, 2011

Train Kuala Lumpur ke Hat Yai (Thailand)

Adik Suranto dan istri minta ditemankan saya dan istri jalan-jalan ke Thailand.

Jalan-jalan saya dan istri ke utara (Thailand) di utara Malaysia dengan tiga border utama terpenuhi;
Pertama, Dannok, Sadao (propinsi Songkhla) berbatasan dengan Bukit Kayu Hitam (negeri Kedah) tahun 2008, naik taxi dan Tuktuk.
Kedua, Sungai Kolok (propinsi Narathiwat) berbatasan dengan Rantau Panjang (negeri Kelantan) tahun 2010, jalan kaki melintasi jembatan sungai antar dua negara.
Ketiga, Hat Yai (propinsi Songkhla) berbatasan dengan Padang Besar (negeri Perlis) tahun 2011, naik kereta api.

Sehari sebelum berangkat kami beli tiket di kaunter train KTM di KL Sentral. Ada kereta langsung KL Sentral ke Hat Yai pp namanya Senandung Langkawi (brkt 21.15-10.12, balik 16.00-05.36). Kami beli tiket berangkat dulu, pulangnya ntar liat sikon apakah tetap naik train atau ganti bus, hari itu juga atau nginap.

Penginnya berangkat naik train kelas 1 (kamar dengan 2 tempat tidur atas bawah, ada wastafel dan kursi, coach ADNFB; upper RM108, lower RM117) tapi tiket dah habis. Kami ambil kelas 2 (kamar tidur bawah hanya tersisa 3 tempat, saya di atas aja, tapi bukan dikotak seperti kamar, coach ADNS; upper RM54, lower RM60), tapi sudah cukup nyaman. Ada juga duduk seperti bus, coach AFC (RM95), ASC (RM48), dan AEC (RM26).

Perjalanan malam menggunakan train biasa, tidak ada kereta cepat. Tapi fasilitas lumayan bagus, nyaman untuk jalan jauh dan istirahat/tidur malam. Jarak sekira 550km dengan waktu tempuh sekira 14 jam (40 km/jam), termasuk 1 jam urus cop imigrasi. Berangkat dari stasiun Sentral Kuala Lumpur jam 21.15 dan sampai di stasiun Hat Yai jam 10.12 waktu Thailand (Waktu Thailand = WIB = 1 jam lebih lambat daripada waktu Malaysia dan Singapore).

Jam 8.20 sampai di stasiun Padang Besar, perbatasan paling utara Malaysia (Negeri Perlis) dengan Thailand (Propinsi Songkhla). Dua kantor imigrasi (Malaysia dan Thailand) gabung dalam satu bangunan. Semua penumpang keluar dari kereta api dengan semua barang bawaan (tapi tidak di-scan di kedua imigrasi). Masuk ruangan imigrasi Malaysia dapat cop keluar, lalu masuk ruang sebelah mendapat cop imigrasi masuk Thailand, mudah dan simple. Baru kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta api lagi sekira 1 jam untuk sampai ke Hat Yai.

Hal inilah yang membuat saya seneng dan seperti yang sering saya inginkan ketika keluar dan masuk dua negara berbeda adalah bersatunya kantor imigrasi kedua negara tersebut. Tidak perlu jalan kaki apalagi harus naik kendaraan lagi, pakai naik turun lantai segala (seperti imigrasi Johor Bahru dan Singapore). Memang itu dalam kacamata/keinginan salah satu pengguna seperti saya, pemerintah masing-masing tentu punya pemikiran sehingga dipertahankan pola seperti itu.

Wednesday, February 2, 2011

Adik Suranto dan istri datang KL

Rabu-Ahad 2-6 feb 2011 (Kamis Jumat 3-4 Feb 2011 libur tahun baru China = Gong Xi Fat Chai = imlek). Adik dari Bangka ke Jakarta. Berangkat Jakarta-KL (AirAsia) dan pulang KL-Jakarta (Malaysia Airlines)

Tujuan utama adalah jalan-jalan saja di KL dan sekitarnya, plus minta diajak ke Thailand. Tentu, didalamnya adalah wisata belanja untuk oleh2 saudara dan ponakan2.

Tahun ini libur hari raya China sangat menyenangkan, sangat panjang karena pas hari Kamis dan Jumat, apalgi KL hari Selasa 1 Feb juga libur hari Persekutuan. Alhamdulillah cocok untuk istirahat atau jalan-jalan.

Tuesday, January 25, 2011

Selamat Tinggal Padang

Travel yang sangat cepat membuat kami terlalu lama di airport, takpa daripada terlambat. Kami makan, sholat, dan duduk2 lama. Saatnya check in, ada pelajaran berharga, pastikan kalo gakpesan bagasi, betul-betul patuhi bawa 2 tas saja yang masuk ke pesawat, maksimal 7kg/tas.

Saat itu kami bawa 2 tas ransel dan 1 tentengan, benernya setelah ditimbang cuma 16.5 kg (lebih 2.5kg), tapi karena kami sedari awal sudah kelihatan bawa 3 tas maka yang satu tetep diminta taruh dibagasi. Beli bagasi saat mau berangkat hanya max 15kg dengan harga Rp 120,000 (RM40). Btw, harus ridho, memang aturannya gitu, yang penting perjalanan lancar dan selamat.

Benteng Fort de Kock dan Kebun Binatang

Pagi selepas Shubuh, kami putuskan ke Benteng Fort de Kock yang cuma di belakang hotel. Sayang sudah dekat demikian masak gak dikunjungi. Kami adalah pengunjung pertama, walah-walah kalo jalan2 kok rajin banget. Loket belum buka, tapi ada petugas yang memperbolehkan masuk, bayar Rp 5000. Ke kebun binatang yang bersebelahan pun hewan-hewan juga masih pada bobok hehe.

Setelah puas di benteng dan kebun binatang, saatnya menyelesaikan beli cindera mata yang belum dapat di Pasar Atas, baru beberapa toko yang buka, tapi okelah akhirnya semua titipan dan oleh2 semua sudah dapat.

Jam 9 sampai di hotel, disediakan sarapan nasi goreng, mandi dan kemas2 beres, check out. Alhamdulillah, saat check out, disarankan resepsionis pakai travel aja langsung ke airport, karena memang kami usah ke Padang lagi, kita call agen travel.

Alhamdulillah call agen travel dapat, murah juga Cuma Rp 30,000/seat, sudah gitu cuepet banget, cuma 2 jam, tapi yang jantungan siap-siap copot hehe..... pokoknya ngeri dech, jalan naik turun, belak-belok, sopir nggak mau kalah, pasang sirini kayak ambulan/polisi lagi, ckckckck....

Monday, January 24, 2011

Jam Gadang dan Lorong Jepang

Pagi setelah shubuh kami jalan kaki dan jalan-jalan pagi, sekalian beli beli ketemu banyak orang jualan cindera mata, sekalian ke Lorong Jepang (Rp 3000 di pelataran dan Rp 5000 utk masuk lorong). Istri agak takut karena suasana lorong dengan total panjang sekira 1300m, masuk dengan menuruni tangga sekira 63, lampu terbatas, gelap, pengunjung juga tak ramai karena Senin, tapi ada rombongan besar dari Malaysia.

Terasa sekali di Jam Gadang dan sekitar Lorong Jepang, suasana kota wisata sangat kentara. Banyak cindera mata yang dijual dengan aneka macam dan warna. Akhirnya kita putuskan nambah 1 malam lagi di Bukit Tinggi. Apat ada rencana pilihan jalan ke Payakumbuh, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Atas dan Danau bawah di Solok semua kita singkirkan.

Dari lorong Jepang lagi-lagi ke Jam Gadang, lewat jalan mutar. Coba ganti belum ketemu yang sepadan antara kondisi dan harga yang lebih baik dari hotel Kartini, akhirnya kita extend 1 malam. Sore malam kita selesaikan, kita ulang2, mutar2 di Jam Gadang, Pasar Atas, Pasar Bawah.

Sunday, January 23, 2011

Dari Padang ke Bukit Tinggi

Kami naik travel Tranex Mandiri ke Bukit Tinggi, dicampur dengan penumpang Payakumbuh. Travel kenceng banget, salip sana salip sini, untung gak duduk paling depan, alhamd lancar. Yang nggak habis pikir, ke airport yang 45 menit bayar Rp 18,000, tapi Padang-Bukit Tinggi 3 jam bayar cuma Rp 16,000. Kok aneh banget, fasilitas dan kualitas lebih kurang sama.

Perjalanan sungguh menyenangkan, naik turun bukit, kelak-kelok asyik banget. Dalam catatan kami melewati beberapa daerah, seperti Kota Padang, kab Padang Pariaman, Kota Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kab. Agam, Kota Bukit Tinggi. Yang menyedihkan adalah masih banyak kita jumpai (terutama dan kab Padang Pariaman) sisa-sisa gempa 2009, rumah roboh, retak berat, menggambarkan begitu dahsyatnya gempat tsb.

Kami turun di Aur Kuning, ganti angkot ke Jam Gadang Rp 2000 (bayar angkot serba 2000, sama seperti di Padang). Sore menjelang, kami jalan2 di sekitar Jam Gadang, rame banget dari yang jualan maupun yang piknik, mungkin karena hari minggu, tapi besok sudah senin masuk sekolah, harusnynya dah pada pulang, tak tahulah...

Ada taman Bung Hatta, kami masuk ke Pasar Atas dan Pasar Bawah, sambil beli-beli yang sekiranya perlu, sambil nyari hotel yang sesuai. Di Ujung pasar ketemu Kebun Binatang dan Benteng Fort de Kock yang bersebelahan tapi bisa masuk dari masing-masing dan disatukan dengan jembatan layang di atas jalan raya.

Kami jumpa dan tertarik hotel Kartini, depan masjid di Pasar Bawah, murah Rp 175,000, tak perlu AC karena hawanya Bukit Tinggi dah dingin. Saatnya rehat sebentar, malam jalan2 di lokasi jam gadang yang masih juga rame banget.

Batu Malin Kundang, Pantai Air Manis

Pagi-pagi, kami sempatkan jalan2 ke Universitas Bung Hatta sekira 500 meter dari hotel. Yang bagus adalah belakang kampus langsung terbentang lautan luas.

Sarapan di hotel dan check out, kami akan ke Pantai Air Manis tempat batu yang dianggap peninggalan dalam legenda Malin Kundang. Mumpung hari Ahad, biasanya ramai. Cari angkot di pasar raya jurusan Air Manis (457?), kalo ini bayar Rp 4000 karena medannya susah (naik turun bukit), mobil Elf. Perjalanan sekira 30 menit. Angkot cuma 3 buah, jadi nunggunya lama banget.

Batu Malin Kundang masih ada beserta perahunya yang sudah membatu. Benar saja, suasana pantai rame banget, banyak yang jualan juga.

Saturday, January 22, 2011

Teluk Bayur, Pantai Padang

Setelah rehat sebentar di hotel, saatnya jalan2. Naik angkot (01) ke Kami ke Plaza Andalas, lalu pasar raya yang full angkot dan orang jualan (namanya juga pasar). Kemudian kami cari angkot 433 ke Teluk Bayur yang termasyur dengan lagunya. Perjalanan sekira 30 menit. Angkot alhamdulillah sangat banyak dan murah, sekali naik Rp 2000 saja untuk semua jurusan.

Suasana Teluk Bayur lebih kurang sama dengan 11 tahun lalu, kurang bersih, mungkin karena adalah pelabuhan untuk aktivitas pengapalan semen padang. Ada kapal-kapal penyeberangan juga tapi kami gak mendekat dan gakberlama-lama balik lagi ke pasar raya, kota.

Balik dari pasar raya lewat pantai Padang, kami turun. Banyak pemecah ombak yang sekalian untuk menikmati keindahan laut. Suasana rame banget, mungkin karena Sabtu sore.

Padang dan Bukit Tinggi

22-25 Januari 2011 kami jalan2 ke propinsi Sumbar, terutama Padang dan Bukit Tinggi. Kami menggunakan tiket AirAsia yang sudah dibeli lebih 6 bulan, RM50 = Rp 150,000 untuk berdua pergi pulang. Ke Padang dan Bukit Tinggi ini adalah kali kedua bagi saya (pertama; Juni/July 1999, seminggu).

Perjalanan lancar dari LCCT Kuala Lumpur ke Minangkabau International Airport di Padang (persisnya ada di Kab. Padang Pariaman, ini adalah airport baru pengganti Tabing yang kecil di pinggiran kota Padang).

Banyak penumpang yang dari bahasanya agak sulit membedakan orang Padang atau orang Malaysia. Banyaknya warga Malaysia keturunan Minang, terutama di Negeri Sembilan, mungkin salah satu alasan banyaknya penumpang dan tiap hari ada dua flight KL-Padang.

Keluar airport, alhamdulillah ada bus AC airport-Padang Rp 18,000 (sayang bus kecil dan sempit banget). Perjalanan sekira 45 menit, turun di pool travel Tranex Mandiri jl. Khatib Sulaiman, deket Kantor DPRD Propinsi Sumbar yang masih terlihat sisa-sisa kerusakan akibat guncangan gempa Bumi Padang 2009.

Alhamdulillah, persis di depan pool travel (melayani berbagi tujuan, termasuk Bukit Tinggi yang kami rencanakan) ada Hotel Ion, kelihatan masih baru dan bersih. Alhamdulillah pagi jam 10 sudah boleh check in ambil Deluxe Rp 300,000.