Kami naik travel Tranex Mandiri ke Bukit Tinggi, dicampur dengan penumpang Payakumbuh. Travel kenceng banget, salip sana salip sini, untung gak duduk paling depan, alhamd lancar. Yang nggak habis pikir, ke airport yang 45 menit bayar Rp 18,000, tapi Padang-Bukit Tinggi 3 jam bayar cuma Rp 16,000. Kok aneh banget, fasilitas dan kualitas lebih kurang sama.
Perjalanan sungguh menyenangkan, naik turun bukit, kelak-kelok asyik banget. Dalam catatan kami melewati beberapa daerah, seperti Kota Padang, kab Padang Pariaman, Kota Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kab. Agam, Kota Bukit Tinggi. Yang menyedihkan adalah masih banyak kita jumpai (terutama dan kab Padang Pariaman) sisa-sisa gempa 2009, rumah roboh, retak berat, menggambarkan begitu dahsyatnya gempat tsb.
Kami turun di Aur Kuning, ganti angkot ke Jam Gadang Rp 2000 (bayar angkot serba 2000, sama seperti di Padang). Sore menjelang, kami jalan2 di sekitar Jam Gadang, rame banget dari yang jualan maupun yang piknik, mungkin karena hari minggu, tapi besok sudah senin masuk sekolah, harusnynya dah pada pulang, tak tahulah...
Ada taman Bung Hatta, kami masuk ke Pasar Atas dan Pasar Bawah, sambil beli-beli yang sekiranya perlu, sambil nyari hotel yang sesuai. Di Ujung pasar ketemu Kebun Binatang dan Benteng Fort de Kock yang bersebelahan tapi bisa masuk dari masing-masing dan disatukan dengan jembatan layang di atas jalan raya.
Kami jumpa dan tertarik hotel Kartini, depan masjid di Pasar Bawah, murah Rp 175,000, tak perlu AC karena hawanya Bukit Tinggi dah dingin. Saatnya rehat sebentar, malam jalan2 di lokasi jam gadang yang masih juga rame banget.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Amazing blog post..
ReplyDeleteBook online bus ticket from Redbus