Kesan yang saya tangkap dari penyelenggaraan conference ini adalah minimalis, simple, dan tentu hemat banget. Panitia conference hanya nyewa 1 bilik saja utk acara. Registrasi ok bayar 500euro, cuma dapat proseding buku kecil part IV, ealah. Cuma 1 kelas (kapasitas 50 orang), tidak pakai paralel kelas. Panitia yang jaga kaunter cuma 2 orang saja anak muda plus 1 bos, cuma ada makanan dan minuman ringan di meja belakang.
Satu lagi yang membuat conference menjadi minimalis adalah sejak pagi hari pertama jam 08.00 acara langsung diselenggarakan berbentuk sesi presentasi, tidak ada keynote speech. Yang diberikan ke peserta juga cuma prosiding berbentuk buku dan hanya 1 diantara VI buku (paper peserta 200an) yang ada paper kita, card name yang mesti masang sendiri kedalam plastik yang telah disediakan, juga sertifikat telah dicetak dan ditempatkan di satu meja, peserta sila cari sendiri. Gak ada tas dll. Mantep tenan hanya 2 orang bisa nyelenggarakan acara seperti itu.
Selesai registrasi saya mengikuti sesi yang sedang berlangsung. Saat itu yang present adalah kawan dari Afsel (merangkap chairman), Romania, cyprus, terakhir Malaysia. Ternyata ada 2 dari Malay ; Utem Melaka dan UTHM Batu Pahat. Di sesi-sesi lain banyak presenter datang dari Iran. Dari Indonesia ternyata juga ada 2 orang, selain saya dari UAD Yogyakarta ada juga Bu Tutik dari Kesehatan Masyarakat UI Jakarta, sama-sama pembiayaan dari Dikti. Presentasi sama seperti conference biasanya, 20 menit include question-answer.
Saya present di hari kedua, chairman yang juga ditunjuk dari salah satu presenter (cara hemat panitia) adalah teman dari Polandia. Alhamdulillah present lancar, tanya jawab juga lancar, dah gak pakai canggung dalam menguasai audien dari berbagai negara. Pede aja lagi (cuma kadang berpikir, saya pede ngomong, tapi mereka paham gak ya? hehe). Setelah saya ada presenter dari Germany, Spain, dll.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment