Saturday, April 21, 2007

21Apr07, mulai tinggal di U8 (asrama family)



Seluruh mahasiswa UTM disediakan asrama di dalam kampus, baik asrama single utk bujang/membujang maupun yang bawa family. Disini sebutan asrama = kolej.


Saya "mboyong" istri ke Malay 21 April 2007 kemudian langsung masuk asrama family, Kolej Perdana Bangunan U8 wing A lantai 6 bilik 01 (U8A601). Pemandangan dari beranda belakang rumah (liat foto) adalah kebun sawit. Di bawah juga nampak lapangan tennis and futsal yang sering kita (tmn2 indonesia) pakai utk Sabtu-Ahad pagi.

Samping lapangan ada kantin Kolej 9 (maksudnya kantin di sebelah kolej 9 = asrama mhs putri S1 lokal)

21 Apr 07, balik Malay bawa istri

Air Asia Solo-KL.........

Friday, April 13, 2007

ke Jakarta urus visa istri

Alhamdulillah, walaupun rusak depan dan belakang, mobil masih boleh dan masih bisa kami bawa ke Jogja. Rehat sebentar di rumah Jogja, lalu ke stasiun keratapi Tugu, hati deg-degan masih terasa saat di kereta.

Alhamdulillah, ketenangan hati makin membesar.

Pagi sts Gambir ke Kedubes Malaysia di Kuningan, alhamdulillah permohonan single entry visa lancar, akan jadi dalam next 3 bussiness day.

Saatnya jalan2 di Jakarta untuk silaturahmi ke bulik dan mbak, kami nginap di rumah saudara di Bekasi.

Hari jum'at, single entry visa punya istri dah jadi dan bisa diambil. Kami diantar sopir paklik, diantar jum'atan ke Masjid Istiqlal, lalu kami jalan2 ke Monas sebelum akhirnya malam itu balik ke Jogja.

Tuesday, April 10, 2007

teringat; kasus accident Februari lalu

Ingat accident, ingat kasus accident beberapa hari menjelang berangkat ke Malay utk pertama kali pada Februari lalu.

Saat itu, saya dan istri sarapan di warung makan jalan wonosari km 8, Jogja.

Ketika hendak mundurkan dikit mobil untuk mencukupkan posisi uk mobil biar bisa bergerak masuk jalan besar, gedubrakkkkk... whelha ada apa ya....

O... ternyata ada motor yang diparkir mepet di belakang mobilku, tanpa saya sadari. Terlihat 2 orang wajah garang mendekat dan memarahi saya, walah....wong saya tadi parkir disini sepi kok. Rupanya dia parkir belakangan...

Untung cuma lecet-lecet dikit. Tapi bagaimanapun, mereke berwajah sangar dan marah banget, dah gitu berlagak sebagai anggota polisi preman atau genk apa gitu, dengan menunjukkan kartu anggota apa sayapun juga taktahu pasti benar-gaknya....

Akhirnya, dengan memaksa mereka memaksa saya menyerahkan Rp 200ribu dan meminta SIM saya sbg jaminan kalo uang kurang. Awalnya,saya kasih Rp 100ribu gakmau. Saya kasih Rp 200ribu mau tapi tetep minta SIM. Okelah, akhirnya saya hanya berhasil nego bahwa yang saya kasih sbg jaminan adalah SIM C krn sim A saya pakai untuk bekal nyetir mobil. takpalah, dah mentok mau takmua ngalah dengan preman, lagian selama ini saya jarang pakai motor.

Walaupun ditinggali alamat dan nomor telpon, saya nggakmau ngubungi utk kejelasan selanjutnya, cari perkara aja, takut diplorotin dan masuk perangkap.

jadi inget teman;
jangan sampai dech terlibat atau melibatkan diri dengan preman, akhirnya mesti ntar kita hanya akan kalah dan dipaksa ngalah

Monday, April 9, 2007

Innalilillah, mobilku diseruduk truk pasir

Pengalaman pahitku......

Sore ini perjalanan dari Wonosobo ke Jogja, malam jam 10 kami mau naik kereta ke Jakarta urus single entry visa untuk istri di kedubes Malaysia.

Saat kami sedang berhenti nunggu lampu merah berganti hijau di perempatan selatan jembatan Krasak (perbatasan Magelang-Sleman), tiba-tiba gedubrakkkkk......
Suzuki Forza kami menabrak Honda Jazz di depan, awalnya gaksadar apa yang terjadi, gaktau kenapa ya.... oh, akhirnya kami paham.

Ada truk muat pasir di belakang kami yang kehilangan kendali (rem blong) yang menabrak mobil kami, lalu mobil kami menabrak mobil didepan. Wah, mobil kami rusak bagian depan maupun belakang.....apes rek !

Alhamdulillah tidak ada luka apapun, untung juga tidak ada motor di depan... (sudah tabrakan tapi masih untung hehehe).

Kami (3 sopir) akhirnya dibawa ke pos polisi di perempatan tsb. Berkali-kali dengan ngototnya, sopir Jazz menyalahkan dan meminta ganti rugi ke saya, whelhadhalah.... wong mobil saya malah rusak depan dan belakang karena diseruduk dari belakang, kok ya tega-2nya saya pula yang disalahkan.

Saya jawab: "Silakan bapak menuntut ganti rugi berapapun, tapi seberapa yang bisa dikabulkan adalah tergantung seberapa mampu sopir truk, saya tidak bisa mutuskan, silakan kalian berdua rembugan sendiriya". Sa tambahkan "Karena saya malam ini harus ke Jakarta, maka urusan ganti rugi kerusakan mobil saya ke sopir truk, saya wakilkan ke bapak mertua saya". Untuk selanjutnya Bapak mertua akan ke Jogja dan urus semuanya.

btw, kasihan juga pak sopir truk, sudah hidup susah sbg sopir truk, masih disalahkan semua orang, gaktega benernya dan membayangkan bagaimana rasanya jika saya atau keluarga saya yang menjadi sopir truk tsb, betapa sedihnya...semua bukan disengaja dan diluar kendali.....

namun demikian, semoga semua bisa mengambil hikmahnya dan selalu berhati2, amien.

Catatan: untuk meminimalisir efek meluncur karena srudukan, ada baiknya gunakan rem tangan saat mobil berhenti.

Friday, April 6, 2007

6 Apr 07, balik Jogja nak ambil istri

Dah tak tahan untuk segera pulang, lagian dan telanjur beli tiket. Perkara Calling Visa utk istri blm selesai diurus pihak UTM, biarin aja, soalnya ngurusnya lelet sih... gak tahu po kalo kita pengin cepet... akhirnya saya bawa surat permohonan membuat single entry (minta surat dari supervisor, bukan dari UTM atau imigresen Malay)

Naik Air Asia KL-Solo, sambung taxi Rp 160ribu ke Jogja, alhamdulillah pagi di KL, siang jum'atan di Masjid Kricak Kidul Jl. Magelang Jogja.

Yah, emang ada resiko yg mesti kita tanggung, tapi begimana lagi, takpalah insyaAllah ada jalan keluar.... Akhirnya 6 April 07 saya pulang untuk ambil istri dan akan saya ajak ke Malay.

Maunya saya pulang sekira 2 minggu aja.