Sunday, May 9, 2010

hikmah....... jika gakmau repot

Ini hikmah bagi kami, semoga kejadian seperti ini tak terulang.

Ceritanya, kami datang mepet/lambat ke Airport, sekira 30 menit sebelum keberangkatan, karena ada beberapa urusan penting lainnya (Hikmah1: jangan mepet2 kalo ke airport). Saat masuk, sempat diingatkan sejenak oleh petugas bandara; counter check in telah ditutup. Tapi, kami masih bersyukur dan bernapas lega bisa njelaskan dan tunjukkan, kami telah checkin online via internet (Hikmah2: web checkin sangat membantu, paling tidak gakperlu ngantri checkin di bandara).

Walau counter telah tutup, masih ada staf di ruang maskapai yang bersangkutan, kami datangi dan memastikan bahwa kami dah check in, perlu di-cop gak atau gimana? Jawab staf: gakperlu, langsung aja masuk ruang tunggu. (tentu mesti urus airport tax, bebas fiskal, imigrasi). (Hikmah3: tetep tanya petugas untuk memastikan tidak perlu kembali ke posisis awal). Hal ini membantu kami, saat melewati X-ray, petugas mempertanyakan boardingnya mana, kok kayak gini, gakada keterangan dari petugas. Juga saat mau meninggalkan ruang tunggu menuju pesawat, petugas juga mempertanyakan hal ini.

Saat bayar Airport tax takda masalah, tinggal bayar aja (mbayar mah gampang, kalo ngambil uang mah yang agak susah), walau sedikit ada keraguan mereka melihat boarding pas online yang kayak gini, mungkin mereka belum familier.

Urus bebas fiskal, selama ini dari Jogja dan lainnya, sangat mudah. Mereka hanya liat dan cek dari paspor kita, asal ada visa negara lain biasanya beres, kadang juga dilihat sudah berapa lama kita di Indonesia, mungkin untuk memastikan bahwa kita memang lama di LN. Ternyata untuk kali ini, disaat waktu yg sangat mepet, urusannya malah rada ribet. Petugas meminta fotokopi paspor (halaman depan, visa, cop kedatangan, alamat Ind, alamat LN) walah kok ribet kayak gini, protes saya. Petugas bilang: bukan ribet, tapi mesti fotokopi karena scanner kami rusak. Saya benernya masih akan protes tapi keburu waktu mepet, istri langsung ngajak lari keluar ke lantai 1 cari fotokopi. (Hikmah4: gak usah banyak protes disaat waktu mepet untuk urusan kayak ginian).

Cuma saya masih sedih: 1. apa memang harus begitu, ninggalin copy-an atau apa memang harus di-scan data-data kita, kok beda dengan airport lain. 2. misal kalo memang benar bahwa biasanya paspor penumpang mesti di-scan, kalau saat itu scanner sedang rusak, masak kerusakan yang terjadi mengalihkan tanggungjawab ke penumpang dengan menyuruh keluar untuk cari fotokopi. 3. Lagipun, ini juga yang saya gaksuka pelayanan yang kadang dengan harga semaunya, copy 10 halaman saja Rp 20.000. (Hikmah5: gakada salahnya kita punya copy halaman-halaman yang sekiranya penting).

Pas urus bebas fiskal selesai, pas ada pengumuman pesawat datang, maknanya sebentar lagi kita diminta naik peswat. Alhamdulillah, cop imigrasi lancar, X-ray ada sedikit masalah karena petugas kayaknya belum familier dengan boarding pass hasil web check ini via internet, tapi alhamdulillah dengan mepet2nya waktu dan urusan2 yang takdiguga sebelumnya, akhirnya bisa terbang juga, lega rasanya.

No comments:

Post a Comment