Thursday, October 7, 2010

Terkesan Eropa 4: Sholat, makan, harga

1. Sholat, Mesti Ingat Sendiri
Salah satu yang berkesan di Eropa adalah tiadanya muadzin di masjid yang memanggil kita untuk sholat, karena memang masjid/musholla suangat jarang ditemui. Gak ada terdengar suara adzan akhirnya juga tidak tahu waktu jam berapa manakala kita tidak perhatikan jam. Kita mesti bener-bener mempersiapkan perbedaan kebiasaan ini dengan menyiapkan jadwal sholat sendiri, atau bisa lihat di www.islamicfinder.org. Untuk tempat sholat, kalo pas di hotel tak masalah untuk sholat, tapi ketika perjalanan mau tidak mau mesti sholat di atas kendaraan.

2. Nasi dan Makanan Indonesia
Alhamdulillah, kekhawatiran tidak ketemu nasi tidak terbukti. Awalnya saya sudah bertekad akan siap dengan jenis makanan apapun yang ada disana. Maklum, masih Jawa banget, kalo belum makan nasi belum serasa kenyang. Tapi untuk 2 minggu ini saya dah siap makan apapun, baik di pesawat maupun selama jalan-jalan. Tapi karena ketemu nasi, ya nggak nolak lah, terutama di Belanda sangat banyak bisa dijumpai. Bahkan banyak masakan Indonesia.

3. Harga
Harga di Eropa lebih kurang sama dengan harga di Indonesia ataupun di Malaysia, atau Singapore. Angkanya lebih kurang sama, cuma nilainya yang jauh beda. Hal ini berlaku utk sewa hotel, makan, transport, cinderamata, dll. Alhamdulillah kami sudah lama tinggal di Malaysia dan sudah tidak banyak peduli dengan konversi kurs ketika membeli/membayar sesuatu. Padahal kadang dengan barang yang sama, di Indonesia harga Rp 10,000, di Malay harga RM 10 (senilai Rp 30,000), di Singapore SGD 10 (senilai Rp 70,000), atau di Eropa harga 10 euro (senilai Rp 120,000). Yah begitulah harga di Eropa=Singapore=Malaysia=Indonesia. Intinya, siapkan uang sebanyak2nya biar cukup kalo beli apa2 hehehe.

No comments:

Post a Comment